Medco Memperpanjang Kontrak Untuk Mengoperasian Blok Rimau
Medco Memperpanjang Kontrak Untuk Mengoperasian Blok Rimau di Sumatera Selatan hingga 2043 di bawah skema gross split dengan pemerintah.
abadiplay , Medco E&P Rimau adalah anak perusahaan dari perusahaan minyak dan gas PT Medco Energi Internasional.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengatakan pada konferensi pers. Bahwa komitmen investasi ditetapkan sebesar US $ 41,33 juta untuk lima tahun dari tahun 2023, sementara bonus tanda tangan disepakati sebesar $ 4 juta.
“Produksi minyak rata-rata di blok tersebut adalah 8.200 barel minyak per hari (bopd) dan produksi gas mencapai 3,67 juta metrik kaki kubik standar per hari [mmscfd],” katanya baru-baru ini, menambahkan bahwa dari total produksi, Medco E&P Rimau akan mendapatkan 53 persen untuk minyak dan 58 persen untuk gas.
Di bawah kontrak baru, perusahaan memiliki kesempatan untuk memegang 10 persen hak partisipasi (PI) di blok tersebut. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 37/2016 tentang minat partisipasi penawaran dalam blok minyak dan gas.
Blok Rimau adalah kontrak blok minyak dan gas terbaru berdasarkan skema gross split yang diumumkan oleh pemerintah. Hingga Kamis, ada 36 blok, termasuk 21 unit siap produksi akan dikelola dibawah skema baru dari skema kontrak kerja lama.
Selain Medco Memperpanjang Kontrak Adanya Juga Berita Produksi Batubara Indonesia Yang Naik.
Produksi batubara Indonesia mencapai 456 juta ton hingga Kamis atau 94,02 persen dari total target tahun ini sebesar 485 juta ton. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Juru bicara kementerian, Agung Pribadi, memperkirakan bahwa produksi tahun ini akan melebihi target.
Dia menjelaskan bahwa hingga akhir November. Produksi telah mencapai 441 juta ton dan 15 juta ton lagi diproduksi bulan ini hingga Kamis.
“Sementara itu, batubara yang dijual melalui skema kewajiban pasar domestik (DMO), sudah mencapai 105 juta ton hingga akhir November. Dan hingga akhir tahun ini, angkanya akan mencapai 115 juta ton, ”katanya.
Ini berarti bahwa ekspor batubara dalam 11 bulan pertama mencapai 336 juta ton – total produksi hingga akhir November dikurangi konsumsi domestik melalui skema DMO.
Awalnya, target produksi batubara tahun ini adalah 406 juta ton sebagaimana tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RJPMN) untuk 2015 hingga 2019. Tetapi kementerian kemudian merevisi target menjadi 485 juta ton untuk mencoba dan mendapatkan lebih banyak devisa.